Setiap
kejadian lahirnya seorang anak merupakan sebuah mujizat luar biasa bagi
orangtua. Mungkin saja anak itu dibuahi tanpa keinginan orangtuanya, meskipun
juga ada yang akhirnya diaborsi, namun pengalaman mereka sebagai orangtua
takkan terlupakan bagi anak yang dilahirkan. Di saat itu orangtua mengambil
keputusan untuk mengorbankan segalanya bagi sang anak. Apa saja yang biasanya
dikorbankan oleh orangtua untuk anak-anaknya?
Kesakitan
Ibu
kita mengandung kita selama sembilan bulan, sekitar 275 hari siang dan malam di
dalam rahimnya. Kita terlindung aman dan terjamin di sana. Kita berbagi
sukacita dan kemarahannya, kesedihannya dan kekuatirannya. Peristiwa kelahiran
kita pasti menyebabkan ketakutan dan kesakitan yang begitu besar baginya. Namun
mereka rela kesakitan untuk melahirkan kita.
Korbankan
Perasaan
Seringkali
ayah ibu kita harus menahan malu untuk mencari nafkah hidup. Mereka mungkin
bahkan menjadi orang rendahan asalkan bisa memberi nafkah keluarganya.
Terkadang bukannya menghargai hasil mereka, kita selalu mengeluh. Uang jajan
yang sedikit, pakaian yang sudah terlihat kusam, makanan yang selalu itu-itu
saja, atau mungkin kehidupan yang miskin. Belum lagi dengan kelakuan kita yang
kadang bandel, mereka harus korbankan perasaan buat kita.
Korbankan
Uang
Orangtua
adalah contoh kasih yang paling tidak egois di dunia ini. Mereka yang
susah-susah cari uang, semuanya mereka gunakan untuk kepentingan keluarganya,
anak-anaknya agar dapat hidup, pendidikan yang layak, dan kebutuhan. Contohnya
ayah Sushma Verma ini. Meski hanya pekerja konstruksi dan mereka tinggal di
sebuah kamar apartemen di Lucknow, ayahnya rela menjual satu-satunya tanah
mereka di sebuah desa di Uttar Pradesh agar Verma bisa sekolah
setinggi-tingginya.
Korbankan
Tenaga
Tenaga
orangtua kita yang mereka keluarkan terlihat sejak kita pertama kali lahir.
Entah ayah ataupun ibu seringkali bangun tengah malam karena mendengar kita
bangun. Setelah itu, mereka harus menyiapkan segala keperluan kita. Belum lagi
kalau kita sakit, mereka harus berjaga. Setelah itu, mereka menemani kita
bermain, mengantar kita ke sekolah, bermain bersama kita.
Korbankan
Diri
Summar
Ruelle adalah seorang ibu muda berusia 36 tahun yang mempunyai anak berusia 3
tahun. Ibu ini didiagnosis menderita kanker payudara. Sebelas hari kemudian,
anaknya didiagnosis dokter mengidap leukemia. Dia yang tadinya sudah mengatur
jadwal dengan dokter untuk menangani kasusnya, langsung memutuskan untuk
menangani anaknya lebih dahulu. Dia korbankan dirinya untuk pengobatan sang
anak.
Itulah
besarnya pengorbanan orangtua untuk anaknya. Mereka bahkan rela kehilangan
nyawa asalkan anaknya selamat. Seorang wanita Jepang menjadi contohnya. Saat
Jepang dilanda gempa, dengan tubuhnya dia melindungi si buah hati. Ternyata
bayi tersebut masih hidup di bawah tubuh ibunya yang menudunginya. Bersyukur
untuk orangtua kita, yang meskipun memang punya kekurangan, tapi mereka selalu
bertekad memberikan yang terbaik buat kita.
Hormatilah
ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu (Kel 20:12)