Kira-kira
apa jadinya cinta jika tidak ada unsur maaf di dalamnya? Apakah cinta akan
menjadi sesuatu yang diinginkan manusia atau justru dijauhinya? Tidak perlu
bertanya kepada orang lain sebab jawaban dari pertanyaan tersebut pasti adalah
cinta menjadi sesuatu yang tidak menarik.
Johan
Arnold dalam sebuah tulisannya pernah berkata, "pemaafan adalah pintu
perdamaian dan kebahagiaan. Pintu itu kecil, sempit, dan tidak dapat dimasuki
tanpa membungkuk." Benar, tanpa merendahkan hati dan rela berkorban
memaafkan menjadi hal yang sangat sulit. Memaafkan berarti kita membebaskan
lawan. Memaafkan juga berarti kita menyerah pada tuntutan kita sendiri, siap
diperlakukan tidak adil serta siap terluka dan siap dikecewakan.
Jika
Anda ingin melihat betapa luar biasanya kuasa cinta itu maka Anda harus masuk
ke dalam pengalaman memaafkan. Julianto Simanjuntak dan istrinya Roswitha
Ndraha, menulis dalam bukunya "Mencinta Hingga Terluka", pengalaman
memaafkan adalah pengalaman bebas dari kepahitan, kemarahan, dan kebencian.
Oleh karena itu, memaafkan membutuhkan skill
atau ketrampilan mengolah hati, emosi, dan pikiran. Ini tidak pernah langsung
jadi. Butuh proses.
Pintu Untuk Memaafkan
Julianto
Simanjutak dan Roswitha Ndraha menjelaskan ada beberapa cara pandang yang perlu
kita ubah agar kita dapat memaafkan orang lain.
1.
Semua orang sudah berbuat dosa. Rasul Paulus menegaskan bahwa, "semua
orang sudah berbuat dosa dan telah kemuliaan Allah." Titik. Seorang bijak
mengatakan: bersalah itu manusiawi dan memaafkan itu ilahi. Demikianlah
seharusnya kita melihat semua hubungan kemanusiaan kita. Selalu ada saja
kemungkinan orang lain berbuat salah kepada kita dan sebaliknya, kita juga
melakukan banyak kesalahan pada Tuhan dan sesama kita.
2.
Memahami bahwa orang yang melukai itu justru menyadarkan kita bahwa kita adalah
orang yang berdosa yang bisa marah, kecewa, dan sakit hati. Tanpa mereka
mungkin kita akan sombong. Kita bakal mengira kita ini orang baik dan tidak
pernah melukai orang lain. Akibat yang lebih buruk adalah kita akan merasakan
tidak membutuhkan Tuhan dan Juruselamat.
Seringkali
kita menjadi lebih dekat dan mencari Tuhan karena ada gesekan dengan sesama
kita. Kita membutuhkan pengampunan, sebab tanpa itu kita tak mampu memaafkan.
3.
Memberi maaf adalah bukti kualitas hidup orang yang mengenal Tuhan. Memaafkan
adalah tanda yang paling jelas dari seorang anak Tuhan. Dalam "Khotbah Di
Bukit", Yesus menegaskan kepada pendengarnya demikian, "Apabila kamu
mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai
juga berbuat demikian?" (Matius 5:46
Dalam ayat yang lain Yesus berkata, "Karena dengan demikianlah kamu
menjadi anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang jahat
dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan yang tidak
tidak benar." (Matius 5:45).
Langkah Praktis Untuk Memaafkan
Berikut
merupakan sejumlah langkah praktis bagi Anda untuk memaafkan orang lain. Cara
di bawah telah diikuti banyak orang dan mereka semua merasakan kelepasan dari
kepahitan.
1.
Akui kebutuhan Anda untuk mengampuni
Mengakui
kebutuhan untuk mengampuni merupakan suatu tanda kesehatan mental yang baik dan
bukti sikap yang jujur. Seringkali kita ingin mengakui tapi kita takut untuk
ditolak. Kerelaan untuk belajar dan kerendahanhatilah yang akan mengizinkan
kesembuhan dimulai. Mulai bersikap jujur dengan Allah, kemudian cari teman yang
bisa mengerti keadaan Anda. Kejujuran akan mendatangkan kasih karunia Allah
dalam hidup kita.
2.
Akui emosi yang negatif.
Beberapa
di antara kita mengarungi kehidupan dengan mengumpulkan emosi yang negatif.
Kita tidak diajarkan bagaimana mengenali atau mengkomunikasikan perasaan kita
sehingga kita menimbun kemarahan, kekecewaan, ketakutan, kepahitan, dan
emosi negatif lain sejak kanak-kanak. Kita menindih emosi negatif. Proses
penimbunan emosi ini menghasilkan akibat yang tragis.
Emosi
sendiri sebenarnya bukanlah dosa. Emosi dapat menghasilkan sikap berdosa jika
diarahkan dengan cara yang negative kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain.
Untuk memutuskan lingkaran penindasan emosi, mintalah Allah memberi Anda
kesempatan mengungkapkannya kepada orang yang mengerti Anda dan mendorong Anda
untuk jujur dengan perasaan Anda.
3.
Belajar mengampuni
Mengampuni
bukan sekedar melupakan kesalahan orang yang dilakukan seseorang terhadap kita.
Mengampuni berarti memaafkan orang untuk kesalahan yang telah diperbuatnya.
Cara sederhana untuk belajar mengampuni adalah dengan berdoa pada saat kita
terluka. Lepaskan kata-kata berkat dan maaf kepada orang yang melukai kita.
Nyatakan bahwa Tuhan telah lebih dahulu mengampuni Anda sehingga tidak ada
alasan bagi Anda untuk tidak melakukan itu.
Satu
kalimat berikut menjadi penutup untuk artikel ini, "Mengampuni adalah seperti bunga yang
memberikan keharumannya kepada orang yang menginjaknya. Cinta itu
memaafkan."
"Happy a Valentine ya Guys.."