Rabu, 01 September 2010

◙ Ucapan Terima Kasih yang Terlambat ◙

Ketika anak lelakiku, Mark, duduk di kelas tiga sekolah dasar. Ia menabung uang sakunya selama lebih dari dua bulan untuk membeli hadiah Natal bagi orang-orang yang disayanginya. Ia berhasil menabung sebanyak dua puluh dolar. Pada hari Sabtu ketiga bulan Desember, Mark mengatakan bahwa daftar orang-orang yang hendak dibelikannya hadiah sudah lengkap, begitu pula uang untuk keperluan itu sudah ada di kantongnya.

Aku mengantarnya dengan mobil ke sebuah toko swalayan. Mark masuk seorang diri, sementara aku menunggu dengan sabar di depan toko sambil membaca buku. Tiga perempat jam Mark sibuk memilih hadiah-hadiah yang hendak dibeli. Akhirnya ia menghampiri tempat kasir dengan senyuman bahagia menghias wajahnya. Aku pura-pura tidak memperhatikan sementara kasir menjumlahkan harga barang-barang yang dibelinya. Kemudian Mark merogoh kantong celananya, hendak mengambil uang. Ternyata uang itu tidak ada lagi. Yang ada hanya sebuah lubang. Mark berdiri di tengah toko dengan tangan memegang keranjang tempat belanjaan dan air mata bercucuran membasahi pipi. Ia menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba terjadilah keajaiban. Seorang wanita, yang juga sedang berbelanja, menghampiri Mark.

Wanita itu berlutut lalu merangkul anak itu sambil berkata, “kau akan sangat membuat hatiku senang jika kau mengizinkan aku mengganti uangmu yang hilang. Itu akan merupakan hadiah terindah yang bisa kau berikan kepadaku. Aku hanya minta agar kelak kau meneruskannya. Jika kau sudah dewasa, aku ingin kau mencari seseorang yang bisa kau bantu. Jika kau membantu orang itu, aku tahu perasaanmu saat itu akan sebahagia yang kurasakan sekarang.” Mark menerima uang yang disodorkan dan smabil berusaha mengeringkan air mata ia berlari secepat-sepatnya menuju tempat pembayaran. Aku rasa tahun itu kami semua menikmati hadiah-hadiah yang kami terima, tetapi Mark lebih berbahagia lagi ketika memberikannya kepada kami.
Aku ingin mengucapkan “terima kasih” kepada wanita yang baik budi itu. Aku ingin menceritakan kepadanya bahwa empat tahun kemudian Mark pergi dari rumah ke rumah, mengumpulkan sumbangan berupa selimut dan mantel untuk para korban kebakaran di Oakland dan melakukannya sambil terkenang pada wanita yang pernah menolongnya. Aku ingin bercerita kepadanya bahwa setiap kali aku menyumbang makanan kepada suatu keluarga tunawisma, aku senantiasa terkenang kepadanya. Dan aku ingin berjanji kepadanya bahwa Mark takkan pernah lupa meneruskan kemurahan hatinya. 

Laurie Pines 
            

I LOVE YOU BECAUSE I NEED YOU

Apa sih yang membuat seseorang jatuh cinta? Apakah karena dia kaya, sehingga semua kebutuhan kita terpenuhi? Apakah karena dia adalah seseorang yang humoris, lucu, dan mau mendengar semua keluh kesah kita? Tetapi bagaimana kalau dia ternyata juga seorang miskin dan belum mapan? Ehmmm....., bagaimana kalau kita menyayangi seseorang dalam suatu paket yang sempurna, ya minimal hampir sempurna lah, yaitu mapan, humoris, lucu, baik hati, jujur, seiman, dsb?

Boleh saja kita berangan - angan untuk mendapatkan suatu paket berupa Mr./Mrs. Perfect seperti itu. Tetapi yang mendasari cinta kita di sini adalah “ I Love You because I Need You “. Bisa dibilang ini adalah cinta yang tidak tulus, bahkan bisa dibilang matre.Dengan prinsip ini kita mencintainya oleh karena kita membutuhkanya, untuk memenuhi segala kebutuhan kita, untuk memberikan rasa aman dan tenang, humoris, mau mendengarkan semua kesusahan dan permasalahan kita atau karena dia cantik atau gagah. Nah suatu saat akan ada saat saat dia jadi gagal, tidak gagah lagi, tidak lucu lagi, jadi emosional, tidak seksi lagi, lalu .... apakah kita akan tetap mencintainya? Teman-teman, jangan sampai fokus kita mencintai seseorang oleh karena kelebihan yang dia miliki, karena itu semua tidak abadi.

I LOVE YOU BECAUSE YOU LOVE ME. Seringkali seseorang mau mencintai seseorang ( atau mungkin berusaha mencintai ) oleh karena orang itu mencintai kita. Dengan harapan cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya, seiring dengan kebersamaan yang akan mereka lalui kelak. Apakah ini benar ? Beberapa terbukti benar, tetapi banyak yang gagal.

I LOVE YOU BECAUSE I LOVE YOU. Love doesn’t need a reason. Cinta yang sejati tidak membutuhkan alasan. Aku mencintaimu karena…. ya karena aku mencintaimu, tidak ada alasan lain. Tidak peduli apakah kamu humoris/ pendiam, rendah hati/ judes, pandai/ biasa saja, dan kaya/ miskin. Kesimpulan apa yang dapat kita ambil dari kisah singkat ini? Mencintai seseorang begitu saja???

Pertama kali kita mengenal dan mulai mencintai seseorang tentu saja akan adanya ketertarikan yang sulit untuk dijelaskan, tetapi pada dasarnya oleh karena adanya ketertarikan secara fisik/ penampilan luar. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat kita pungkiri. Kemudian saat kita mulai dekat (dalam artian mulai berpacaran) kita mulai saling introspeksi diri, mulai saling mengenal kelebihan dan kekurangan kita masing masing. Pada saat ini, banyak orang mulai terikat dengan kelebihan yang dimiliki oleh pasangan kita, seperti yang sudah disebutkan di atas. Sementara yang lain jadi saling menjauh, ketika mengetahui banyak sekali keburukan dari pasangan kita.Apakah hal ini salah?? Tidak sepenuhnya juga, siapa pula yang mau berpacaran dengan pemalas yang tidak mau bekerja keras, atau mungkin dengan seorang yang pemarah?

Tapi ingat.... tidak ada yang abadi. Mungkin saja seorang yang pemarah dalam hati kecilnya adalah seorang yang baik hati, hanya saja dia kurang bisa mengatur emosinya. Nah, dengan pendekatan yang baik dan telaten, suatu saat pasti akan ada perubahan. Bisa jadi pula seseorang yang kelihatan pemalas, sebenarnya hanya kurang mampu mengatur waktunya dengan baik. Terus, siapa yang bersedia dan menemaninya untuk melakukan pendekatan dan menikmati perubahannya ? Jawabannya adalah orang yang bersedia untuk mencintainya oleh karena dia mencintainya, bukan oleh karena alasan lainnya. Oleh sebab itu, janganlah kita mencintai seseorang akan segala kebaikan yang dia miliki. Cintailah seseorang karena kau mencintainya....