Minggu, 12 Desember 2010

Curhat ato Gosip???


Seringkali kita justru tidak menyadari bahwa diri kita tengah bergosip. Lebih banyak orang begosip karena “tidak sengaja”, “keceplosan”, semula berniat curhat, menganggap orang yang kita beritahu bakalan bisa menyimpan rahasia, dsb. Intinya, jarang banget orang bergosip dengan sengaja bermotivasi menggosipkan orang-orang tertentu terutama teman-teman mereka. So, biar curhatan kita enggak berubah menjadi gossip? Apa yang harus kita lakukan?
Sadari bahwa perkataan tidak pernah bisa ditarik kembali
Apa yang sudah pernah kita ucapkan tidak akan pernah bisa ditarik kembali. Kita memang masih bisa memperbaikinya, namun tidak dapat menariknya kembali. So, be very careful! Berhati-hatilah dalam mengucapkan setiap kata dengan mulut kita. Ketika tiba-tiba kita menyadari bahwa pembicaraan akan segera beralih menjadi sebuah gossip, segera keluar dari situasi kita. Alihkan topic pembicaraan atau akhiri pembicaraan daripada kita terhanyut di dalamnya.
Jangan berprasangka!
Awal dari sebuah rumor adalah ketika seseorang menganalisa dan mengambil kesimpulan sendiri atas apa yang dilihatnya. Meskipun semuanya nampak sangat cocok dengan perkiraan kita, jangan menyimpulkan tanpa bertanya pada yang bersangkutan. Tidak semua yang kita anggap benar adalah kebenaran. Siapa tahu salah dan malahan menjadi biang gossip serta pemfitnah. 

Biarlah perkataanmu sedikit!
Amsal 10:19 berkata “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibinya, berakal budi.” Semakin banyak kita berkata-kata, semakin besar kemungkinan kita salah berucap. Terutama karena kita ini cewek yang konon umumnya mengeluarkan 15.000 kata per hari. Jangan jadikan hal itu sebagai alasan untuk kita mudah terjebak dalam kebiasaan bergosip. Kurangi perkataan kita, khususnya yang menyangkut orang lain. Apalagi kalo hal itu sebenarnya enggak ada urusannya dengan kita.
Pahami aturan berbicara kepada pihak ketiga!
Membicarakan soal orang lain ada aturannya. Setidaknya, tanyakan 5 hal dibawah ini kepada diri kita sendiri, sebelum kita membicarakan orang lain.
1.      Apakah itu benar?
2.      Apakah itu baik?
3.      Apakah perlu diceritakan?
4.      Apakah menguntungkan semua pihak terkait?
5.      Apakah Anda diberi izin oleh orang yang bersangkutan untuk menceritakannya?
Miliki Integritas!
Orang yang bermuka dua, tidak hanya menjengkelkan tapi juga menakutkan karena mereka tidak bisa dipercaya namun nampaknya bisa! Miliki integritas dalam perkataan kita! Sebuah kalimat bijak dari Max Lucado ini bisa kita jadikan pedoman: “Jangan pernah mengatakan apapun tentang siapapun di belakang mereka, yang tak akan Anda ucapkan di depan mereka!”