Akhir pekan itu aku tinggal di rumah, menemani Ibu. Ia merasa kurang enak badan, dan memerlukan bantuan. Ayah bekerja paruh waktu, dan dengan bantuan teman-teman serta sanak saudara, ia menangani urusan perawatan Ibu. Akhir pekan itu Ayah bercerita kepadaku tentang seorang wanita yang suka menolong orang. Tetapi pertama Anda perlu tahu sedikit tentang keluarga kami pada waktu aku masih remaja.
Orangtuaku berpandangan bahwa sebanyak mungkin ank-anak merka (kami berdelapan) perlu mengenal dunia luar. Tiga dari kami pernah ikut dalam program pertukaran siswa (ke Australia, Brazil, dan Belanda). Mungkin Anda berpendapat bahwa itu cara orangtua kami untuk meringankan beban anggaran belanja keluarga. Tetapi, pada saat kami sedang ada di luar negeri, mereka mengundang untuk tinggal di rumah. Ibu merasa lebih mudah menambahkan satu atau dua anak di rumah kami daripada menambahkan satu atau dua anak di rumah keluarga lain.
Sekarang Ibu sudah tidak melakukan kegiatan seperti itu lagi. Ia sudah sulit bergerak karena uzur. Beberapa suadara lelakiku membuatkan kamar mandi dengan pancuran untuknya di lantai bawah. Seminggu sekali pegawai bernama Beth datang ke rumah untuk membantu Ibu mandi. Belum lama ini Ayah mengucapkan terima kasih kepada perawat itu atas kesediaannya datang. Secara halus juga ditanyakan mengapa perawat itu begitu rela menolong Ibu. Beth menjawab, “Ah, saya rasa Anda pasti tidak ingat lagi. Saya ini ‘siswa pertukaran’ dari William Street yang pernah Anda tampung. Sewaktu baru saja lahir, Anda berdua menampung saya selama empat bulan, selama ibu saya sakit. Senang rasanya, bisa membalas budi Anda berdua.”
Mike Lynott